Pupuk Organik Cair (POC) yang salah satu bentuknya berupa kompos cair dapat
dibuat secara sederhana. Pembuatan pupuk cair untuk diolah menjadi produk lain
yang lebih berguna masih sangat jarang dilakukan, padahal produksi urin sapi dari
seekor sapi dewasa mencapai kurang lebih delapan liter per hari. Urin sapi mempunyai
prospek yang cerah untuk diolah menjadi pupuk cair karena mengandung
unsur-unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman secara lengkap. Unsur-unsur
tersebut adalah nitrogen, phosphor, dan potassium dalam jumlah yang sedikit,
serta trace element, yaitu seng, besi, mangan, tembaga, dan lain-lain. Unsur lain
yang lebih penting adalah EDTA, unsur ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan
protein sel tunggal di dalam media cairan (Maspary, 2011).
Prinsip pembuatan pupuk cair dengan menggunakan urin sapi adalah menambahkan
bakteri pengurai untuk menguraikan senyawa-senyawa organik yang terkandung di
dalam urin tersebut sehingga bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Urin sapi
yang digunakan untuk diolah menjadi pupuk cair yang paling baik adalah urin
sapi murni segar, urin sapi ini belum tercampur dengan cemaran lain yang ada
dalam kandang seperti feses, sisa pakan, dan sisa air minum. Penggunaan urin
sapi segar ini lebih baik kurang dari 24 jam setelah urin dihasilkan oleh sapi.
Urin sapi segar dalam pembuatan pupuk cair membutuhkan bakteri pengurai. Proses
pengolahan yang baik dan benar akan menghasilkan pupuk cair yang tidak panas, tidak
berbau busuk, tidak mengandung hama dan penyakit, serta tidak membahayakan
pertumbuhan ataupun produksi tanaman (Maspary, 2011).
Proses pengolahan pupuk cair dengan urin sapi sangatlah sederhana, yaitu dengan
mencampurkan urin segar, bakteri pengurai dan molasses pada drum yang terbuka
kemudian didiamkan selama satu minggu. Aerator diperlukan agar proses fermentasi
selalu berjalan secara aerob. Kemasakan urin fermentasi dapat diidentifikasi
dari hilangnya bau pada pupuk cair yang diolah. Pupuk cair juga dihasilkan
dalam pembuatan gas bio. Pengolahan pupuk cair dari urin sapi dan pengolahan
pupuk cair dari keluaran gas bio berbeda. Pupuk cair yang berasal dari keluaran
unit gas bio belum dapat digunakan untuk pemupukan karena belum banyak
mengandung oksigen, sehingga kalau dialirkan ke sungai akan mematikan ikan.
Pupuk padat perlu ditampung di dalam kolam oksidasi dengan lama berkisar kurang
lebih dua minggu untuk memasukkan oksigen ke dalam calon pupuk cair yang telah
dipisahkan. Kecepatan teroksidasinya pupuk cair tergantung pada luas dan
kedalaman dari kolam tersebut juga kecepatan aliran di dalam kolam. Kolam
oksidasi sebaiknya dibuat dangkal dan diberi sekat-sekat, sehingga aliran calon
pupuk cair menjadi lebih lambat. Kelambatan aliran calon pupuk cair
memungkinkan oksigen dapat masuk ke dalamnya (Maspary, 2011).
Mikroba di dalam pupuk cair setelah teroksidasi akan semakin berkembang. Mikroba
di dalam pupuk cair memanfaatkan zat-zat yang tersedia, sehingga kadar BOD
(Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) menurun. Penurunan
kadar BOD dan COD tersebut memungkinkan berkembangnya algae (ganggang).
Pertumbuhan algae akan mempercepat proses oksidasi dan fotosintesis di dalam
kolam oksidasi. Pupuk cair yang telah teroksidasi siap dimanfaatkan untuk
menambah unsur hara di sawah, pot bunga, ladang, dan lain-lain dengan dialirkan
atau disemprotkan (Maspary, 2011). Penggunaan pupuk cair ini dengan cara
mencampurkan dengan air. Perbandingan air dengan banyaknya pupuk cair yang
digunakan tergantung dari kandungan pupuk cair yang digunakan. Telur sering
ditambahkan dalam pencampuran yang berfungsi untuk melekatkan urin fermentasi
pada daun sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal. Pupuk cair
mempunyai fungsi untuk mencegah kelayuan daun, memberi nutrisi pada daun,
merangsang pertumbuhan tunas, dan meningkatkan produksi pertanian secara umum.
Bahan:
1.
Urine sapi 20 liter
2.
Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1
liter
3.
Segala jenis empon-empon(lengkuas,
kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali) masing-masing ½ kg
4.
Air rendaman kedelai 1 gelas atau
urea 1 sendok makan
5.
Decomposer mol buah busuk
Cara pembuatan:
1.
Empon-empon ditumbuk dan direbus
sampai mendidih.
2.
Setelah dingin campur dengan semua
bahan yang lain.
3.
Ditutup rapat dalam jerigen dan
didiamkan selama 3 minggu.
4.
Setiap hari sekali tutup dibuka
untuk membuang gas yang dihasilkan.
Manfaat:
1.
Zat perangsang pertumbuhan akar
tanaman pada benih/bibit.
2.
Sebagai pupuk daun organic.
Dengan dicampur pestisida bisa membuka daun yang
keriting akibat serangan thrip.
No comments:
Post a Comment