Thursday, November 2, 2017

MACAM-MACAM JENIS HIJAUAN RUMPUT UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Rumput merupakan hijauan pakan yang memiliki ciri perakaran serabuat,bentuk dan dasar sederhana, perakaran silindris, menyatu dengan batang, lebar daun terbentuk pada pelepah yang muncul pada buku – buku (nodus) dan melingkar batang. Akar utama rumput terbentuk sesudah perkecambahan dan selama pertumbuhan tanaman muda (seedling). Akar sekunder berbentuk padat di bawah permukaan tanah dekat dengan batang dasar.  Rumput-rumputan (Graminae) mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Sistematika
Phylum           : Spermatophyta
Sub phylum    : Angiospermae
Classis            : Monocotyledoneae
Ordo               : Glumiflora
Familia           : Gramineae
Sub Familia    : Panicoideae
Tribus              :
1.    Andropogoneae
     Genus : Hyparrhenia, Themeda
2.    Clorideae
     Genus : Cynodon, Cloris
3.    Eragrosteae
     Genus : Eleusin
4.    Paniceae
     Genus: Axonopus,  Panicum, Brachiaria, Paspalum, Cenchrus, Setaria, Digitaria, Pennisetum, Sorghum.
Identifikasi rumput-rumputan (Gramineae):
a.    Rumput bede (Brachiaria decumbens)
Rumput ini tumbuh pada tanah berstruktur sedang sampai berat dengan ketinggian 0-1000 m serta tahan tanah asam dan netral tetapi tidak tahan terhadap tanah asin tetapi tahan terhadap kekeringan dan genangan. Rumput ini dapat ditanam bersama legume tumbuh tegak dan menjalar dengan panjang batang 4-4,5 m. Pada batang dan rumput ini banyak mengandung bulu.
b.    Rumput jarum (Cenchrus ciliaris)
Rumput ini berasal dari Afrika tropik dan dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik dengan musim kering yang panjang ,baik pada tanah yang ringan dan berpasir. Sifat tumbuh tanaman ini yaitu perennial dan perbanyakan tanaman dengan biji (3,5 kg/ha). Produksi hijauan sekitar 2-8 ton/ha/tahun dan tahan penggembalaan pendek. rumput ini dapat tumbuh membentuk rumpun yang lebat dengan ketinggian mencapai 15-120 cm.
c.    Rumput kalanjana (Brachiaria mutica)
Rumput kalanjana  merupakan tanaman dengan sifat tumbuh perennial dan perbanyakan tanaman dengan pols dan stolon. Tanamnan ini berasal dari afrika tropik. Dapat beradaptasi pada ketinggian 0-1000 m, tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat, curah hujan lebih dari samadengan 1000 mm/tahun, tahan terhadap tanah asam atau netral tidak  tahan terhadap tanah asin, tahan kekeringan dan genangan. Dapat ditanam bersama legum, tumbuh tegak dan menjalar. Tinggi tanaman dapat mencapai 60-90 cm, panjang batang 4,5 m, pada batang dan pada daun banyak terdapat bulu.
d.   Rumput raja (Pennisetum hibrida)
Rumput raja pertama kali dihasilkan di Afrika Selatan, termasuk dalam famili Graminae, sub famili Poanicoidea dan tribus Paniceae. Rumput raja termasuk tanaman perennial, beradaptasi dengan baik di daerah tropis, tanah tidak terlalu lembab dengan drainase yang baik. Rumput raja tumbuh tegak membentuk rumpun, tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai tinggi dengan curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm/th, tidak tahan naungan dan genangan air, hidup pada tanah dengan pH sekitar 5. Tanaman ini tidak dapat diperbanyak dengan menggunakan stek dengan panjang sekitar 25 – 30 cm atau 2 ruas. Rumput Raja mempunyai ciri-ciri antara lain: tumbuh berumpun – rumpun, batang tebal, keras, helaian daun panjang dan ada bulu serta permukaan daunnya luas.     Produksi rumput Raja segar dapat mencapai 40 ton /hektar sekali panen atau antara 200 – 250 ton/hektar/tahun. Tanaman rumput raja dapat dikombinasikan dengan tanaman legum agar karakternya lebih meningkat. Rumput raja berfungsi mencegah kerusakan tanah akibat erosi yang melanda permukaan tanah akibat sapuan air pada musim penghujan. Bahan tanaman rumput raja ada dua macam yaitu dengan stek dan robekan rumpun yang dapat tumbuh pada tempat sampai ketinggian 1500 meter dari permukaan air laut.
e.    Rumput setaria (Setaria sphacelata)
Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) atau dikenal dengan nama Rumput lampung atau Golden Timothy merupakan jenis rumput yang berasal dari Afrika, Fungsi tanaman Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah sebagai Penutup tanah, Rumpu lapangan, padang penggembalaan.
Gambaran umum dari Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
- Tumbuh tegak membentuk rumput
- Tinggi tanaman dapat mencapai 2 m
- Daun lunak, lebar agak berbulu pada permukaan atasnya terutama dekat batang
- Pangkal batang berwarna kemerah-merahan
- Bunga bersusun dalam tandan warna coklat keemasan
- Sangat disukai ternak
- Sangat responsif terhadap pemupukan nitrogen
- Tanah kering
- Baik tumbuh di dataran tinggi (0-2.000 m atau lebih)
Persyaratan tumbuh Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
- Tinggi tempat 200-300 m dari permukaan laut
- Struktur tanah sedang sampai berat
- Curah hujan tahunan tidak kurang dari 760 mm
Pengelolaan Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) adalah :
- dapat ditanam dalam barisan berjarak 90-120 cm
- Dapat ditanam bersama dengan leguminsoa Desmodium intortum, dan lamtoro
Perbanyakan Rumput Setaria (Setaria Sphacelata) dapat dilakukan dengan penanaman biji (4-10 kg/ha) atau dengan sobekan rumput.
f.     Padi (Oryza sativa)
Padi merupakan tanaman yang tumbuh tegak kurang dari 1,5 m. Tumbuhan ini bersifat merumpun artinya tanaman ini anak beranak. Demikianlah umpamannya bibit yang sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat singkat telah dapat membetuk dapuran dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan atau tunas baru. Tanaman ini membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh. Biasanya pemberian pakan pada ternak pada keadaan  kering.
g.    Rumput jaragua (Hyparrhenia rufa)
Tanaman yang berasal dari Afrika tropik dan sifat tumbuhnya perennial. Perbanyakan tanaman dengan biji/pols dan produksi hijauan 3-13 ton/ha/tahun. Tumbuh paling baik pada tanah berpasir yang basah. Agak tahan terhadap genangan dan tahan kering. Tumbuh tegak dan rumpun lebat. Banyak digunakan sebagai rumput padangan. Rumput yang masih muda sangat disukai ternak dengan nilai gizi tinggi. Bila tanaman tua nilai gizi merosot tajam.
h.    Gigirinting (Cynodon dactylon)
Tanaman yang berasal dari Afrika timur dengan sifat tumbuh perennial. Perbanyakan tanaman dengan pols, stolon, dan rizhoma. Produksi hijauan 4-10 ton/ha/tahun. Dapat tumbuh pada tanah berpasir sampai tanah liat berat, paling baik pada tanah berat yang lembab dan drainase baik. Tekstur daun rumput asal India ini halus dengan panjang sampai 12 cm. Ada yang berbulu dan ada pula yang tidak. Tahan terhadap injakan, renggutan dan sangat baik untuk menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi. Tanaman ini membentuk hamparan lebat dan sangat sukar (tidak cocok) ditanam bersama legum. Tanaman mampu menekan pertumbuhan gulma serta tahan terhadap api dan kekeringan karena adanya rhizoma.
i.      Rumput gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Afrika daerah tropik, perennial, dapat tumbuh setinggi 3 sampai 4,5 m, bila dibiarkan tumbuh bebas, dapat setinggi 7 m, akar dapat sedalam 4,5 m. Berkembang dengan rhizoma yang dapat sepanjang 1 m. Panjang daun 16 sampai 90 cm dan lebar 8 sampai 35 mm. Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan menyebar sehingga mampu menahan erosi serta dapat juga berfungsi untuk menutup permukaan tanah. Rumput gajah adalah tanaman tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun.
Adaptasi rumput ini toleran terhadap berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan, tahan terhadap lindungan sedang dan berada pada curah hujan cukup, sekitar 1000 mm/tahun atau lebih. Kultur teknis rumput ini adalah bahan tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40 – 60 hari, responsif terhadap pupuk nitrogen, campuran dengan legum seperti Centro dan Kudzu, produksinya 100 – 200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th (BK), renovasi 4 – 8 tahun. Rumput Gajah toleran terhadap berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi respon terhadap irigasi, suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan, tahan terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup, 1000 mm/th atau lebih.
j.      Jagung (Zea mays)
Zea mays merupakan tanaman yang tumbuh tegak yang mempunyai ketinggian 1-3 m. Tanaman ini dapat tumbuh kuat, berumpun sedikit,  batang tertekan, massif, pada pangkal kerap kali dengan akar tunjang. Helaian daun berbentuk pita dengan lebar 3–12 cm. Anak gulir berkelamin 1 serumah, yang jantan berkumpul pada ujung batang menjadi bulir yang rapat, yang betina menjadi bulir yang solitair, berdiri sendiri, di ketiak daun berbentuk tongkol.
k.    Alang-alang (Imperata cylindrica)

Rumput menahun dengan tunas panjang dan bersisik, merayap di bawah tanah. Ujung (pucuk) tunas yang muncul di tanah runcing tajam, serupa ranjau duri. Batang pendek, menjulang naik ke atas tanah dan berbunga, sebagian kerapkali (merah) keunguan, kerapkali dengan karangan rambut di bawah buku. Tinggi 0,2 – 1,5 m, di tempat-tempat lain mungkin lebih. Helaian daun berbentuk garis (pita panjang) lanset berujung runcing, dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang, panjang 12-80 cm, bertepi sangat kasar dan bergerigi tajam, berambut panjang di pangkalnya, dengan tulang daun yang lebar dan pucat di tengahnya. Secara umum, alang-alang digunakan untuk melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta tutupan daunnya yang rapat, memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan itu.

MACAM-MACAM HIJAUAN LEGUMINOSA/LEGUM

Legum termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji cotyledone. Famili legume dibagi menjadi tiga group sub famili yaitu mimosaceae, tanaman kayu dan herba dengan bunga reguler. Tanaman kayu dan herba dengan ciri khas bunga berbentuk kupu-kupu, kebanyakan tanaman pakan ekonomi penting termasuk dalam group papilionaceae. Legume yang ada mempunyai siklus hidup secara annual, binial atau perennial. Kacang-kacangan (Leguminoceae) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Sistematika
Phylum           : Spermatophyta
Sub phylum    : Angiospermae
Classis            : Dicotyledoneae
Ordo               : Roseles
Sub ordo        : Rosinae
Familia           : Leguminoceae
Sub familia     :
1.    Papilionaceae (Faboideae)
2.    Mimosaceae (Mimosaideae)
3.    Caesalpiniaeceae (Caesalpinioideae)
Identifikasi kacang-kacangan (Leguminoceae) adalah sebagai berikut:
a.    Pisang (Musa sp.)
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Tanaman herba menahun dengan akar rimpang, tinggi 3-7 m. Helaian daun membentuk lanset memanjang, mudah koyak dan panjang sekitar 1-1.5 m. Pada bagian bawah daun berlilin. Memiliki bunga berkelamin satu, berumah satu dalam tandan. Biasanya ternak menyukai bagian daun dan batang yang sudah dicacah-cacah. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir.. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium.
b.    Putri tidak malu (Aiscomene americana)
Putri tidak malu merupakan tanaman perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. Legum ini hampir sama dengan spesies Mimosa, tetapi tidak mempunyai duri dan daun tidak menutup saat disentuh. Tumbuh menjalar dengan daun bertipe paripinate berbentuk oval dengan tipe bunga bola warna ungu muda. Banyak ditemukan di pinggir jalan.
c.    Putri malu (Mimosa pudica)
Mimosa pudica adalah suatu tanaman bercabang bagus dan daun-daun ringan dan lembut seperti bulu. Walaupun tumbuhan ini membuat suatu corak menarik. Tanaman ini dapat dengan cepat melipat daun-daun nya dan layu cabang nya ketika disentuh. Batang adalah bertulang belakang dan daun-daun yang sensitip mengambil sekitar 1/2-1 jam untuk memulihkan setelah disentuh. Pada malam hari daun-daun melipat secara alami.
d.   Gamal (Gliricidia maculata)
Jenis ini berasal dari  Amerika tengah hingga Amerika Selatan, masyarakat mengenal dengan nama “gamal”, seperti kaliandra, gamal memerlukan curah hujan tahunan yang tinggi dengan suatu musim kemarau beda. Oleh karena itu. Gamal lebih sering ditemukan di bagian yang barat dibandingkan daerah bagian tenggara di  Indonesia. Gamal adalah suatu semak belukar lurus atau pohon kecil, yang ditandai oleh batang yang pendek dan tegak lurus cabang. Setiap cabang batang terdapat 7-15 pasang daun. Bunga pada Gamal ampon sama dengan legume lainnya yang masih satu family yakni golongan kacang polong atau kacang. Gamal adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan dengan temperatur suhu antara 20 – 30 0C dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m.
Tanaman ini mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan responsif terhadap pupuk N. Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 – 2,5 m antar baris. Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah muda keputihan dengan bunga berbentuk kupu – kupu kecil. (Reksohadiprodjo, 1985). Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan kering 23%; protein kasar 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5% (Rukmana, 2005).
e.    Kacang panjang (Vigna sinensis)
Tanaman ini termasuk famili Febaceae dan merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak diusahakan di daerah dataran rendah pada ketinggian 0-200 m dpl. Kacang panjang merupakan salah satu sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia. Pada dasarnya kacang panjang dapat dibudidayakan pada berbagai jenis tanah, namun jenis tanah yang paling cocok adalah tanah Regosol, Latosol dan Aluvial dengan temperatur berkisar 18- 320C,  kemasaman tanah pada pH 5,5-6,5.
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda.
f.     Kacang tanah (Arachis hipogoea)
Kacang tanah berasal dari sub daerah tropika tetapi butuh udara panas, butuh air setara curah hujan 400-500mm pada awal pertumbuahan namun kering pada akhir. Kadar PK 10.3% dan 14%. Tanaman semusim, daun terdiri atas 4 helai daun, panjang 3 – 7cm. dan lebar 2- 3 cm. Daun kacang tanah banyak mengandung protein dan zat kapur. Oleh karena itu, bahan tersebut baik sekali untuk makanan ternak. Sebagai makanan ternak, daun kacang tanah tidak boleh diberikan pada ternak dalam keadaan segar (baru dipangkas) atau dalam jumlah yang berlebihan, karena dapat menyebabkan sakit perut (bloat) bagi ternak.
Daun kacang tanah banyak mengandung protein dan zat kapur. Oleh karena itu, bahan tersebut baik sekali untuk makanan ternak. Sebagai makanan ternak, daun kacang tanah tidak boleh diberikan pada ternak dalam keadaan segar (baru dipangkas) atau dalam jumlah yang berlebihan, karena dapat menyebabkan sakit perut (bloat) bagi ternak. Pada negara yang beriklim dingin, daun kacang tanah itu diawetkan dengan cara dikeringkan. Caranya, brangkasan-brangkasan kacang tanah ditumbuk dalam tumpukan-tumpukan kecil sehingga timbul uap panas. Kemudian dihamparkan agar menjadi kering dan tidak membusuk. Inilah yang disebut hay dan hay in sangat digemari ternak pada umumnya. Selain daunnya, bungkil kacang tanah pun merupakan pakan ternak yang sangat bagus. Cara mengolah bungkil kacang sebagai pakan ternak sangat mudah. Bungkil direndam dalam air semalaman. Setelah bagian-bagian bungkil itu terpisah lepas satu sama lain, kemudian baru diberikan pada ternak.
g.    Trembesi (Pithecolobium saman)
Tumbuhan ini basannya hidup pada daerah yang mempunyai curah hujan yang sedang. Pithecolobium saman memiliki ciri yaitu tumbuhnya tegak , dengan daun mempunyai tipe daun yaitu paripinet, bentuk daunya yaitu lonjong dan memilliki bunga berbentuk bulat. Tumbuhan ini biasanya ditanam dengan cara cangkok maupun stek, tapi penyebarannya melalui biji. Daun tanaman ini bisa digunakan untuk makan hewan ternak dalam bentuk hijauan maupun dalam bentuk kering.
h.    Kacang asu (Calopogonium mucunoides)
Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30-50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan Brachiaria. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Produksinya mencapai 13,55 ton/ha/th. Ketinggian tanaman 45 cm. Toleran terhadap tanah, tidak tahan genangan. Bunga tanaman ini berwarna ungu dan kecil.
i.      Kacang kupu (Centrosema pubescens)
Kacang kupu merupakan legume merambat yang mungkin ditemukan tumbuh pada semak / pinggir jalan dan banyak ditemukan, sangat baik untuk pakan ternak karena lunak dan mudah untuk dicerna. Tanaman tumbuh pada struktur ringan sampai sedang serta dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1000 m dpl. Tanaman ini dapat di tanam di tanah yang kering tanpa pupuk baik dipergunakan penutup tanah maupun pupuk hijau. Tanaman ini dapat tumbuh dengan menjalar atau merambat bentuk daun oval, trifoleat dan lebih runcing dibanding calopo.
j.      Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Tanaman berkayu yang bisa mencapai ketinggian 10-25 m. Daun menumpu segitiga bulat telur. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Daun tunggal, tersebar, bertangkai 1-4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5-25 cm, dengan pangkal menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak runcing.Daun biasanya tidak berlekuk, hanya daun pada pohon muda dan tunas air dengan lekuk besar tangkai 1-4 cm. Helaian daun memanjang atau bulat telur terbalik berwarna hijauu tua mengkilat. Batangnya berkambium dengan warna kuning, bergetah. Buahnya semu menggantung pada ranting yang pendek dari cabang atau cabang utama, bentuk telur memanjang, atau bentuk ginjal dengan duri tempel yang runcing segi tiga, berbau  manis yang keras. Daunnya sangat disukai oleh kambing.
Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3-8 cm, dengan cincin berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Bunga nangka disebut babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk (ditumbuhi kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh. Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong, hijau tua.
k.    Lamtoro gung (Leucaena glauca)
Lamtoro Gung adalah satu dari 10 varietas lamtoro yang pertumbuhannya paling cepat, dan cocok dipakai sebagai tanaman penghijauan yang multi guna. Daun segar digunakan sebagai pakan ternak. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah gersang atau daerah kurang subur. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu, tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa.
Memiliki tinggi hingga 20 m, meskipun kebanyakan hanya sekitar 10 m. Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah; daun penumpu kecil, segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 6-16 (-21) mmx1-2(-5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai.
Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12-21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga kecil-kecil, berbilangan 5, tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm, mahkota bentuk solet, lk 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas. Buah polong bentuk pita lurus, pipih dan tipis, 14-26 cm x 1,5-2 cm, dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan akhirnya coklat kering jika masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan, bundar telur terbalik, coklat tua mengkilap, 6-10 mm x 3-4,5 mm.
l.      Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Leucaena leucocephala atau lamtoro merupakan leguminosa yang berasal dari Amerika tengah, Amerika selatan dan Kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri. Lamtoro dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai dengan 500 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan lebih dari 760 mm/th. Lamtoro dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat dengan drainase yang baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah masam.
Bahan tanam dari lamtoro adalah berupa biji dan stek. Lamtoro dapat dipotong pertama kali setelah mencapai tinggi 0,6 – 0,9 m yaitu sekitar umur 4 – 6 bulan, dengan interval pemotongan 2 – 3 bulan. Tanaman lamtoro dapat di tanam bersama dengan rumput Guinea. Daun muda lamtoro terdapat racun mimosin. Lamtoro berakar dalam, mempunyai ketinggian antara 6,5 sampai 33 ft.
Daun – daunnya berkurang, berbunga dengan bentuk bola berwarna putih kekuning-kuningan atau merah muda. Lamtoro dapat ditanam untuk makanan ternak, pemotongan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan sesudah penyebaran bijinya, pemotongan dilakukan sampai sisa tanaman adalah 2 sampai 4 inchi dari atas tanah dan kemudian pemotongan berikutnya dapat dilakukan tiap 45 bulan sekali. Petai cina atau lamtoro ini dapat ditanam sebagai tanaman annual dan perennial.
m.  Ketela pohon (Manihot utilisima)
Jenis tanaman yang memiliki umbi yang cukup disukai oleh ternak Ubi kayu merupakan batang berkayu yang tumbuh tegak, beruas-ruas, berbuku-buku, dan ketinggiannya mencapai 3 m. Di dalam batangnya ada liang yang berisi semacam gabus yang berwarna putih. Daunnya serupa tangan manusia dengan jari-jari (helaian daun terbelah dalam-dalam). Umbi akar berukuran besar, memanjang dengan kulit luar berwarna coklat suram .
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon antara 1.500-2.500 mm/tahun. Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela kohon sekitar 10 derajat C. Bila suhunya di bawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon antara 60-65%. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya. Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ketela pohon antara 10–700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10–1.500 m dpl. Jenis ketela pohon tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
n.    Ketela rambat (Ipomoea batatas)
Ketela rambat (Ipomoea batatas) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Daerah Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Pada daerah Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.
Ketela rambat (Ipomoea batatas) adalah jenis tanaman semak yang berasal dari Hindia Barat. Tanaman ini sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Ubi jalar cocok ditanam di daerah ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut. Ubi jalar disebut juga ketela rambat. Umbinya dapat dimakan dan merupakan makanan pokok penduduk Papua Bagian Tengah. Bagi penduduk daerah lain di Indonesia, ubi jalar merupakan tambahan. Daunnya juga dapat dimakan sebagai sayuran. Daerah utama penghasil ubi jalar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/hektar. Berumur pendek antara 3-4 bulan. Rasa ubi enak dan manis. Tahan terhadap hama penggerek ubi dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp. Kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram. Keadaan serat ubi relatif rendah. Ubi jalar (Ipomoea batatas) adalah jenis tanaman semak yang berasal dari Hindia Barat. Tanaman ini sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Ubi jalar cocok ditanam di daerah ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut.

Wednesday, April 1, 2015

                                                                                                                                            I.            TINJAUAN PUSTAKA


Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh (Ulfhitha, 2012).
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut (Ulfhitha, 20112) :
1.    Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia.
2.    Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu (Ulfhitha, 2012).
2
 
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut (Ulfhitha, 2012) :
1.    Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2.    Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
            Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasann FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovari (Soewolo, 2000).




                                                                                                                                                      II.           

 
PEMBAHASAN


A.  Pengertian Sistem Endokrin
       Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Fungsi Sistem Endokrin, yaitu:
  • Mengatur metabolisme organik dan H2O serta keseimbangan elektrolit.
  • Menyebabkan perubahan adaptasi untuk membantu tubuh menghadapi tekanan stress.
  • Mengatur perkembangan dan pertumbuhan tubuh.
  • Mengotrol reproduksi.
  • Mengatur produksi sel darah merah.
  • Bersama denga sistem saraf otonom, mengontrol dan menyatukan baik sirkulasi dan pencernaan serta absorpsi makanan.
B.  Kelenjar dan Hormon pada Ternak Jantan
       Hormon adalah zat kimia organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus dalam tubuh tanpa saluran yang dirembeskan melalui aliran darah dalam jumlah kecil dapat menghambat/ merangsang aktivitas fungsional organ target spesifik. Seluruh organism multiseluler menghasilkan hormon. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, tetapi hampir disetiap jenis sistem organ dan jaringan pada tubuh hewan hormon dihasilkan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yaitu Hypothalamus, Hypofisis, Thyroid, Parathyroid, Pancreas (pulau Langerhan), Adrenal (medula dan korteks), Gonad (ovarium dan testes), Plasenta, Thymus, Membran Mucosa Usus. Ciri-ciri hormon:
·     
4
 
Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
·      Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
·      Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
·      Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
·      Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
       Hormon disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah, tetapi ada yang disekresikan langsung kelingkungan luar atau disebut hormone ectohormon. Hormone berpindah melalui sirkulasi atau difusi pada sel targetnya. Pergerakan hormon pada sel target yang berada didekatnya dalam jaringan yang sama disebut sebagai aksi parakin. Fungsi hormon adalah sebagai pemberi signal pada sel target. Aksi hormon ditentukan oleh pola sekresi dan signal tranduksi jaringan penerima.
       Aksi hormon bervariasi secara luas, meliputi stimulasi atau hambatan pertumbuhan, induksi atau supresi apoptosis ( kematian sel terprogram), aktivitas atau inhibisi sistem imun, regulasi dan prepasi aktivitas baru ( berkelahi, kawin, dll) atau fase kehidupan (pubertas, bunting, monopouse). Dalam beberapa kasus, satu hormon mungkin meregulasi produksi dan pelepasan hormon lain. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada seluruh organisme multiseluler. Signal tranduksi adalah beberapa proses dimana satu sel mengkonvensi satu jenis signal atau stimulus pada sel lain.
            Kelenjar penghasil hormon reproduksi:
  1. Hipothalamus : gnrh; trh; pih; oksitosin, vasopresin (adh/anti diuretic hormone)
  2. Hipofisis : hipofisis anterior : fsh; lh; pr
                  hipofisis posterior : oksitoxin ; vasopresin
  1. Gonad (ovarium dan testes) : e2; p4; t4; inhibin dan relaksin
  2. Uterus : relaksin; pgf
  3. Plasenta : hcg; protein b


1.      HORMON PADA HIPOTHALAMUS
a.    Gonadotropin Releasing Hormon( GnRH)
        Gonadotropin releasing hormon( GnRH) ini bertanggung jawab untuk pelepasan FSH dan LH dari hipofisa anterior. GnRH dipertimbangkan sebagai neurohormon yaitu hormon yang menghasilkan sel neuron spesifik dan dilepaskan pada terminal neuronnya. Daeran utama produksi GnRH adalah pada preoptik area hipothamus, yaitu berisi kebanyakan neuron yang mensekresikan GnRH. GnRH disekresikan pada pembuluh portal hipofisal pada median eminence. Pembuluh darah yang membawa GnRH mengaktifkan reseptornya sendiri yakni gonadotropin – releasing hormone receptor (GnRHR) yang berlokasi dalam membran sel. Terdapat sekresi berbeda GnRH pada hewan jantan dan betina. Pada jantan, GnRH disekresikan dalam pulsa dengan frekuensi konstan, tetapi pada hewan betina frekuensi pulsa bervariasi selama siklus estrus dan terdapat GnRH surge sesaat sebelum ovulasi.
        GnRH berfungsi menstimulasi sintesis dan sekresi folikel stimulating hormon (FSH) dan luteulizing hormon (LH). Proses tersebut dikontol oleh ukuran dan frekuensi GnRH. Sekresi GnRH penting untuk mengatur siklus reproduksi. Oleh karena itu , hormon tunggal GnRH mengontrol proses kompleks seperti pertumbuhan folikel, ovulasi dan pemeliharaan kurpus luteum pada hewan betina dan spermatogenesis pada hewan jantan. Pada hewan domestik, terdapat 3000- 4000 neuron GnRH. Regulasi reproduksi diatur terjadi melalui sekresi gonadotropin pituitari yang melibatkan hormon LH dan FSH. Sekresi hormon ini diatur oleh feedbeck positif dan feedback negatif tergantung pada fase siklus steroid gonad dan stimulasi pelepasan GnRH.GnRH ( gonadotropin – releasing hormone) juga dikenal sebagai luteulizing hormone – release ( LHRH) berfungsi sebagai menstimulasi sekresi LH dan FSH.

2.      HORMON HIPOFISA
a.       FOLIKEL STIMULATING HORMONE ( FSH )
        Folikel stimulating hormone ( FSH ) adalah hormon yang disintesis dan disekresikan oleh gonadotrop dalam glandula hipofisa anterior. Didalam ovarium, FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf immatur menjadi matur. Ketika folikel bertumbuh, folikel melepaskan inhibin, yang berfungsi menekan produksi FSH. Pada hewan jantan, FSH berfungsi meningkatkan protein androgen – binding oleh sel sertoli testes dan perlu untuk spermatogenesis.
        FSH adalah suatu glikoprotein yang terdiri dari rantai alpha dan rantai beta. Rantai alpha yang sama ditemukan pada LH dan rantai beta yang terdiri 115 asam amino. masing – masing glikoprotein terdiri dari unit monomer adalah suatu molekul protein dan gula yang melekat padanya. Pada hewan jantan dan betina, FSH menstimulasi pematangan sel germinal. Pada hewan betina, FSH mengisiasi pertumbuhan folikel, ddan berperan juga dalam proses ovulasi. Ketika inhibin meningkat, level FSH kemudian menjadi turun. Hal ini perlu untuk seleksi foikel yang akan ovulasi. Sintesis dan pelepasan FSH dipacu oleh GnRH dari hipothalamus. Pemberian FSH pada hewan akan menginduksi superovulasi atau perkembangan jumlah folikel lebih dari normal, dan akibatnya meningkatkan jumlah gamet matur.
b.      LUTEINIZING HORMONE ( LH )
        Leteinizing hormone (LH) adala hormon yang disintesis dan disekresikan oleh gonadotrop dalam glandula hipofisa anterior. Hormon ini merupakan salah satu hormon untuk fungsi seksual. Selain hormon FSH, hormon LH juga disintesis dalam sel hipofisa yang sama seperti FSH dan distimulasi oleh GnRH. Struktur hormon LH ialah glikoprotein, dengan satu protein dimer, masing – masing monomer berhubungan dengan gula. Strukturnya mirip dengan FSH, hCG, TSH. Protein dimer terdiri dari 2 unit polipeptida yakni sub unit alpha dan sub unit beta. Sub unit alpha LH, FSH, TSH dan hCG adalah identik, berisi 92 asam amino. Asam unit sub beta bervariasi. Hormon LH mempunyai sub unit beta dengan 121 asam amino yang memberikan aksisi biologis spesifik dan bertanggung jawab untuk interaksi dengan reseptor LH. Bagian gula hormon initerdiri dari fruktosa, galaktosa, mannosa, galaktosamine, dan asam sialat. Asam sialat penting untuk half life biologisnya yang hanya sekitar 20 menit. Pada hewan jantan LH juga dikenal sebagai iterstitial cell stimulating hormone (ICSH). LH menstimulasi produksi seks steroid dari gonad. Respon LH terhadap Sel–sel leydig pada testes hewan jantan akan mensekresikan hormon testosteron.
3.      HORMON INHIBIN
             Inhibin adalah hormon glikoprotein yang diproduksi oleh sel sertoli dalam tubulus seminiferus dari testis hewan jantan dan oleh sel granulosa dari folikel pada ovarium hewan betina. Sekresi inhibin oleh kedua jenis kelamin hewan ini dapat menghambat pelepasan FSH dari hipofisa anterior tanpa mempengaruhi pelepasan LH. Ditinjau dari stuktur kimianya inhibin adalah termasuk hormon glikoprotein dengan BM 32kDa dan mempunyai dua ikatan peptida yang disebut sebagai subunit alpha dan beta.
            Sintesa inhibin terjadi dalam sel sertoli yang ada di dalam tubulus seminiferus pada testis dan sel granulosa dari folikel ovarium yang diatur oleh hormon-hormon dari hypothalamus dan hipofisa anterior. Gonadotrophin Releasing Hormon (GnRH) yang dihasilkan dari hypothalamus bekerja pada sel basofil dari hipofisa anterior untuk mendorong sintesa dan sekresi gonadotrophin. GnRH berikatan dengan reseptor yang ada di permukaan sel membran dari sel basoplhil hipofisa anterior. Ikatan tersebut akan mengaktifkan enzim adenil siklase, suatu enzim yang diperlukan untuk katalisa ATP menjadi cAMP. \ Selanjutnya cAMP mengaktifkan protein kinase dan mempengaruhi proses fosforilase protein di dalam inti sel sehingga terjadi transkripsi DNA dan menghasilkan mRNA berjajar di permukaan membentuk polisom.     Transkripsi RNA yang membawa asam amino bergerak menuju ribosom. Asam amino- asam amino yang dibawa tRNA akan diterjemahkan oleh mRNA melalui proses transkripsi dan translasi untuk dibentuk protein khusus sesuai dengan kodon-kodon dari mRNA. Protein yang terbentuk dalam retikulum endoplasmic akan bergerak menuju golgi aparatus untuk dipadatkan membentuk granula sekretoris. Granula sekretoris bergerak ke tepi menuju dinding sel membran untuk dikeluarkan isinya menuju peredaran darah. Pada hewan jantan inhibin dihasilkan oleh sel sertoli pada testes. Inhibinmelalui umpan balik negatif akan menghambat sekresi FSH dari hipofisa anterior. Sedangkan testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig dibawah pengaruh hormon LH mempunyai mekanisme umpan balik negatif terhadap hypothalamus dan hipofisa sehingga menghambat sekresi gonadotrophin oleh hipofisa anterior.
4.      HORMON TESTIS
a.       TESTOSTERON
        Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan folikel pada ovarium betina. Baik bagi jantan atau betina, Testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah meningkatkan libido,fungsi imun,energi,dan perlindungan dari osteoporosis. Namun pengaruh testosteron lebih besar bagi hewan jantan. Bagi hewan jantan,testosteron merupakan hormon seks yang punya peran pentng dalam fungsi seksual,produksi sperma,pembentukan otot. Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis, gangguan mortalitas.
        Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah pada hewan carnivora. Kadar testosteron yang normal adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai 40 nmol/1. Jika kurang dari itu,maka mengidap sindrom kekurangan testeron.

b.         ANDOGEN

     Andogen adalah hormon steroid yng berperan dalam merangsang dan pengendalian pembangunan serta pemeliharaan karakteristik sifat kejantanan dengan meningkatkan reseptor androgen. Androgen merupakan dasar dari anabolik steroid. Juga menjadi pelopor dari semua estrogen.

 
DAFTAR PUSTAKA
                                                                            
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
Ulfhitha, Desi, 2012. Sistem Endokrin. http://desyyulfitha.blogspot.com/ diakses pada tanggal 1 April 2015 pukul 20.00 WIB, Surakarta.