Wednesday, April 1, 2015

                                                                                                                                            I.            TINJAUAN PUSTAKA


Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh (Ulfhitha, 2012).
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut (Ulfhitha, 20112) :
1.    Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia.
2.    Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu (Ulfhitha, 2012).
2
 
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut (Ulfhitha, 2012) :
1.    Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2.    Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar endokrin dapat berupa sel tunggal atau berupa organ multisel.
            Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasann FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovari (Soewolo, 2000).




                                                                                                                                                      II.           

 
PEMBAHASAN


A.  Pengertian Sistem Endokrin
       Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin disebut hormon. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Fungsi Sistem Endokrin, yaitu:
  • Mengatur metabolisme organik dan H2O serta keseimbangan elektrolit.
  • Menyebabkan perubahan adaptasi untuk membantu tubuh menghadapi tekanan stress.
  • Mengatur perkembangan dan pertumbuhan tubuh.
  • Mengotrol reproduksi.
  • Mengatur produksi sel darah merah.
  • Bersama denga sistem saraf otonom, mengontrol dan menyatukan baik sirkulasi dan pencernaan serta absorpsi makanan.
B.  Kelenjar dan Hormon pada Ternak Jantan
       Hormon adalah zat kimia organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus dalam tubuh tanpa saluran yang dirembeskan melalui aliran darah dalam jumlah kecil dapat menghambat/ merangsang aktivitas fungsional organ target spesifik. Seluruh organism multiseluler menghasilkan hormon. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, tetapi hampir disetiap jenis sistem organ dan jaringan pada tubuh hewan hormon dihasilkan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yaitu Hypothalamus, Hypofisis, Thyroid, Parathyroid, Pancreas (pulau Langerhan), Adrenal (medula dan korteks), Gonad (ovarium dan testes), Plasenta, Thymus, Membran Mucosa Usus. Ciri-ciri hormon:
·     
4
 
Hormon diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil.
·      Hormon diangkut oleh darah menuju sel (jaringan target).
·      Hormon mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target.
·      Hormon mempunyai pengaruh menngaktifkan enzim khusus.
·      Hormon mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tapi juga dapat mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
       Hormon disekresikan langsung ke dalam pembuluh darah, tetapi ada yang disekresikan langsung kelingkungan luar atau disebut hormone ectohormon. Hormone berpindah melalui sirkulasi atau difusi pada sel targetnya. Pergerakan hormon pada sel target yang berada didekatnya dalam jaringan yang sama disebut sebagai aksi parakin. Fungsi hormon adalah sebagai pemberi signal pada sel target. Aksi hormon ditentukan oleh pola sekresi dan signal tranduksi jaringan penerima.
       Aksi hormon bervariasi secara luas, meliputi stimulasi atau hambatan pertumbuhan, induksi atau supresi apoptosis ( kematian sel terprogram), aktivitas atau inhibisi sistem imun, regulasi dan prepasi aktivitas baru ( berkelahi, kawin, dll) atau fase kehidupan (pubertas, bunting, monopouse). Dalam beberapa kasus, satu hormon mungkin meregulasi produksi dan pelepasan hormon lain. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada seluruh organisme multiseluler. Signal tranduksi adalah beberapa proses dimana satu sel mengkonvensi satu jenis signal atau stimulus pada sel lain.
            Kelenjar penghasil hormon reproduksi:
  1. Hipothalamus : gnrh; trh; pih; oksitosin, vasopresin (adh/anti diuretic hormone)
  2. Hipofisis : hipofisis anterior : fsh; lh; pr
                  hipofisis posterior : oksitoxin ; vasopresin
  1. Gonad (ovarium dan testes) : e2; p4; t4; inhibin dan relaksin
  2. Uterus : relaksin; pgf
  3. Plasenta : hcg; protein b


1.      HORMON PADA HIPOTHALAMUS
a.    Gonadotropin Releasing Hormon( GnRH)
        Gonadotropin releasing hormon( GnRH) ini bertanggung jawab untuk pelepasan FSH dan LH dari hipofisa anterior. GnRH dipertimbangkan sebagai neurohormon yaitu hormon yang menghasilkan sel neuron spesifik dan dilepaskan pada terminal neuronnya. Daeran utama produksi GnRH adalah pada preoptik area hipothamus, yaitu berisi kebanyakan neuron yang mensekresikan GnRH. GnRH disekresikan pada pembuluh portal hipofisal pada median eminence. Pembuluh darah yang membawa GnRH mengaktifkan reseptornya sendiri yakni gonadotropin – releasing hormone receptor (GnRHR) yang berlokasi dalam membran sel. Terdapat sekresi berbeda GnRH pada hewan jantan dan betina. Pada jantan, GnRH disekresikan dalam pulsa dengan frekuensi konstan, tetapi pada hewan betina frekuensi pulsa bervariasi selama siklus estrus dan terdapat GnRH surge sesaat sebelum ovulasi.
        GnRH berfungsi menstimulasi sintesis dan sekresi folikel stimulating hormon (FSH) dan luteulizing hormon (LH). Proses tersebut dikontol oleh ukuran dan frekuensi GnRH. Sekresi GnRH penting untuk mengatur siklus reproduksi. Oleh karena itu , hormon tunggal GnRH mengontrol proses kompleks seperti pertumbuhan folikel, ovulasi dan pemeliharaan kurpus luteum pada hewan betina dan spermatogenesis pada hewan jantan. Pada hewan domestik, terdapat 3000- 4000 neuron GnRH. Regulasi reproduksi diatur terjadi melalui sekresi gonadotropin pituitari yang melibatkan hormon LH dan FSH. Sekresi hormon ini diatur oleh feedbeck positif dan feedback negatif tergantung pada fase siklus steroid gonad dan stimulasi pelepasan GnRH.GnRH ( gonadotropin – releasing hormone) juga dikenal sebagai luteulizing hormone – release ( LHRH) berfungsi sebagai menstimulasi sekresi LH dan FSH.

2.      HORMON HIPOFISA
a.       FOLIKEL STIMULATING HORMONE ( FSH )
        Folikel stimulating hormone ( FSH ) adalah hormon yang disintesis dan disekresikan oleh gonadotrop dalam glandula hipofisa anterior. Didalam ovarium, FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf immatur menjadi matur. Ketika folikel bertumbuh, folikel melepaskan inhibin, yang berfungsi menekan produksi FSH. Pada hewan jantan, FSH berfungsi meningkatkan protein androgen – binding oleh sel sertoli testes dan perlu untuk spermatogenesis.
        FSH adalah suatu glikoprotein yang terdiri dari rantai alpha dan rantai beta. Rantai alpha yang sama ditemukan pada LH dan rantai beta yang terdiri 115 asam amino. masing – masing glikoprotein terdiri dari unit monomer adalah suatu molekul protein dan gula yang melekat padanya. Pada hewan jantan dan betina, FSH menstimulasi pematangan sel germinal. Pada hewan betina, FSH mengisiasi pertumbuhan folikel, ddan berperan juga dalam proses ovulasi. Ketika inhibin meningkat, level FSH kemudian menjadi turun. Hal ini perlu untuk seleksi foikel yang akan ovulasi. Sintesis dan pelepasan FSH dipacu oleh GnRH dari hipothalamus. Pemberian FSH pada hewan akan menginduksi superovulasi atau perkembangan jumlah folikel lebih dari normal, dan akibatnya meningkatkan jumlah gamet matur.
b.      LUTEINIZING HORMONE ( LH )
        Leteinizing hormone (LH) adala hormon yang disintesis dan disekresikan oleh gonadotrop dalam glandula hipofisa anterior. Hormon ini merupakan salah satu hormon untuk fungsi seksual. Selain hormon FSH, hormon LH juga disintesis dalam sel hipofisa yang sama seperti FSH dan distimulasi oleh GnRH. Struktur hormon LH ialah glikoprotein, dengan satu protein dimer, masing – masing monomer berhubungan dengan gula. Strukturnya mirip dengan FSH, hCG, TSH. Protein dimer terdiri dari 2 unit polipeptida yakni sub unit alpha dan sub unit beta. Sub unit alpha LH, FSH, TSH dan hCG adalah identik, berisi 92 asam amino. Asam unit sub beta bervariasi. Hormon LH mempunyai sub unit beta dengan 121 asam amino yang memberikan aksisi biologis spesifik dan bertanggung jawab untuk interaksi dengan reseptor LH. Bagian gula hormon initerdiri dari fruktosa, galaktosa, mannosa, galaktosamine, dan asam sialat. Asam sialat penting untuk half life biologisnya yang hanya sekitar 20 menit. Pada hewan jantan LH juga dikenal sebagai iterstitial cell stimulating hormone (ICSH). LH menstimulasi produksi seks steroid dari gonad. Respon LH terhadap Sel–sel leydig pada testes hewan jantan akan mensekresikan hormon testosteron.
3.      HORMON INHIBIN
             Inhibin adalah hormon glikoprotein yang diproduksi oleh sel sertoli dalam tubulus seminiferus dari testis hewan jantan dan oleh sel granulosa dari folikel pada ovarium hewan betina. Sekresi inhibin oleh kedua jenis kelamin hewan ini dapat menghambat pelepasan FSH dari hipofisa anterior tanpa mempengaruhi pelepasan LH. Ditinjau dari stuktur kimianya inhibin adalah termasuk hormon glikoprotein dengan BM 32kDa dan mempunyai dua ikatan peptida yang disebut sebagai subunit alpha dan beta.
            Sintesa inhibin terjadi dalam sel sertoli yang ada di dalam tubulus seminiferus pada testis dan sel granulosa dari folikel ovarium yang diatur oleh hormon-hormon dari hypothalamus dan hipofisa anterior. Gonadotrophin Releasing Hormon (GnRH) yang dihasilkan dari hypothalamus bekerja pada sel basofil dari hipofisa anterior untuk mendorong sintesa dan sekresi gonadotrophin. GnRH berikatan dengan reseptor yang ada di permukaan sel membran dari sel basoplhil hipofisa anterior. Ikatan tersebut akan mengaktifkan enzim adenil siklase, suatu enzim yang diperlukan untuk katalisa ATP menjadi cAMP. \ Selanjutnya cAMP mengaktifkan protein kinase dan mempengaruhi proses fosforilase protein di dalam inti sel sehingga terjadi transkripsi DNA dan menghasilkan mRNA berjajar di permukaan membentuk polisom.     Transkripsi RNA yang membawa asam amino bergerak menuju ribosom. Asam amino- asam amino yang dibawa tRNA akan diterjemahkan oleh mRNA melalui proses transkripsi dan translasi untuk dibentuk protein khusus sesuai dengan kodon-kodon dari mRNA. Protein yang terbentuk dalam retikulum endoplasmic akan bergerak menuju golgi aparatus untuk dipadatkan membentuk granula sekretoris. Granula sekretoris bergerak ke tepi menuju dinding sel membran untuk dikeluarkan isinya menuju peredaran darah. Pada hewan jantan inhibin dihasilkan oleh sel sertoli pada testes. Inhibinmelalui umpan balik negatif akan menghambat sekresi FSH dari hipofisa anterior. Sedangkan testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig dibawah pengaruh hormon LH mempunyai mekanisme umpan balik negatif terhadap hypothalamus dan hipofisa sehingga menghambat sekresi gonadotrophin oleh hipofisa anterior.
4.      HORMON TESTIS
a.       TESTOSTERON
        Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan folikel pada ovarium betina. Baik bagi jantan atau betina, Testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah meningkatkan libido,fungsi imun,energi,dan perlindungan dari osteoporosis. Namun pengaruh testosteron lebih besar bagi hewan jantan. Bagi hewan jantan,testosteron merupakan hormon seks yang punya peran pentng dalam fungsi seksual,produksi sperma,pembentukan otot. Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis, gangguan mortalitas.
        Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah pada hewan carnivora. Kadar testosteron yang normal adalah berada di kisaran 12 nmol/1 sampai 40 nmol/1. Jika kurang dari itu,maka mengidap sindrom kekurangan testeron.

b.         ANDOGEN

     Andogen adalah hormon steroid yng berperan dalam merangsang dan pengendalian pembangunan serta pemeliharaan karakteristik sifat kejantanan dengan meningkatkan reseptor androgen. Androgen merupakan dasar dari anabolik steroid. Juga menjadi pelopor dari semua estrogen.

 
DAFTAR PUSTAKA
                                                                            
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
Ulfhitha, Desi, 2012. Sistem Endokrin. http://desyyulfitha.blogspot.com/ diakses pada tanggal 1 April 2015 pukul 20.00 WIB, Surakarta.