Saluran pencernaan semua hewan dapat dianggap sebagai tabung
dari mulut sampai ke anus dan fungsinya adalah mencerna, mengabsorbsi, dan
mengeluarkan sisa ransum yang tidak tercerna. Alat pencernaan unggas termasuk
ke dalam kelompok ternak non ruminansia atau monogastrk (ternak berlambung
tunggal sederhana). Menurut Patrick dan Schaible (1980), alat pencernaan unggas
digambarkan sesuai dengan adanya tujuh fungsi utama dari bagian-bagian alat
pencernaan tersebut yang dihubungkan dengan ransum yang diberikan yaitu :
1.
Mengumpulkan dan membuat bagian-bagian kecil dari ransum yang besar.
2.
Menghaluskan ransum dengan berfungsinya enzim pencernaan.
3.
Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mikroba usus.
4.
Meningkatkan proses sintesa di dalam usus.
5.
Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
6.
Mengabsorbsi, mengeluarkan, dan mendaur ulang substansi dalam
pencernaan.
Saluran
pencernaan pada ayam yaitu dimulai dari mulut, oesophagus, tembolok,
proventrikulus, empedal, small intestine ( duodenum, jejunum, ileum), ceca,
large intestine dan yang terakhir kloaka.
A. Mouth (Mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi
sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian
atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel
(North, 1978).
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah
dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk
mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang
(Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva
mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk
mempermudah masuk ke oesophagus (Nesheim et al., 1979).
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase (Nesheim et al., 1972). Air
diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak),
dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan
gaya gravitasi (North, 1978).
B. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung
yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan
perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian
bawah (North, 1978).
Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan
makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup
dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan
makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).
C. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai
bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus.
Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah
yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi
menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.
Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari
organ ini adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan
dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama dua jam.
Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok
terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus
sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan
respon pada saraf untuk makan atau menghentikan makan (Yuwanta 2004).
Tembolok mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai cairan
lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan. Jika ayam lapar, pakan akan melewati
tembolok dan menuju langsung ke proventrikulus dan lambung otot. Selama proses
memakan, tembolok mulai terisi dan bertindak sebagai organ penyimpanan
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di
dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas
yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa
jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok
terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan
makanan (Sudaryati, 1994).
D. Proventriculus (Lambung
Kelenjar)
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan
juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat
terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam
klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein (Nesheim et
al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar
perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso,
1993). Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di
dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara
enzimatis sedikit terjadi (North, 1978).
E. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk
oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas
lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan bagian
bawah lubang pengeluaran menuju keduodenum (Nesheim et al.,
1979). Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam
dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso,
1993).
Gizzard disebut pula otot perut yang
terletak diantara proventriculus dan batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai
otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyaimucosa yang
tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang
lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna
makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada
dalam gizzard yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al.,
1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan
adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke
saluran intestine (North, 1978).
F. Small Intestine (Usus Kecil)
Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large
intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan
ileum. Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian pars descendens sebagai
bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian
yang naik. Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki
jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak
aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang
berupa enzim amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan
oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna
protein dan karbohidrat (North, 1978). Pencernaan pakan ayam di dalam usus
kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak
dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam
amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol.
Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi
monosakarida.
G. Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak
diantara small intestine (usus kecil) dan large
intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut
juga usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan
berisi calon tinja (Akoso, 1993).
Fungsi utama ceca secara jelas belum
diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan
protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi digesti serat
oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al., 1979).
H. Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari
diameter small intentine dan berakhir pada kloaka (North,
1978). Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan
bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993).
Pada large intestine terjadi reabsorbsi air
untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan
air pada unggas (North, 1978).
I. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan.
Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara
saluran reproduksi (North, 1978). Air kencing yang sebagian berupa endapan asam
urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih
(Akoso, 1993).
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan
yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai
muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang
keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent (Nesheim et
al., 1979). Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada
sisi atas berdekatan pada sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada bagian
terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada
betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur
(North, 1978).
Organ
Pencernaan Tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan
dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan
material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk
kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu
hati, pankreas dan limpa (North, 1978).
A. Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu,
berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dexter dan sinister.
Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang
berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut tersimpan di
dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah
kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk
mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993).
Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan
menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui
ginjal (Lehninger, 1994).
B. Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas
mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan
menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein (North,
1978).
C. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan
terletak pada titik antara proventriculus, gizzard dan
hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya
diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe
dalam darah.
Proses pencernaan makanan pada ayam
yaitu paruh mengambil makanan, lidah mendorongnya ke dalam esofagus. Mukosa
mulut serta esofagus menghasilkan saliva, proses berjalan cepat dan digesti
dapat diabaikan, lalu disalurkan ke tembolok. Adanya tembolok memungkinkan
unggas untuk menerima makanan lebih cepat daripada absorpsinya. Bila unggas
dipuasakan makanan pertama yang dimakan langsung masuk proventrikulus, lubang
ke tembolok tertutup. Makanan berikutnya disimpan dalam tembolok selama
beberapa menit sampai beberapa jam, tergantung pada konsistensinya dan respons
ventrikulus. Makanan basah yang digerus halus cepat dikeluarkan, sedang makanan
kering yang kasar tinggal lebih lama. Di alam tembolok makanan disimpan
sementara dan menjadikan makanan tersebut lembek, dan juga terjadi aktivitas
mikroba,dan terjadi vermentasi. Setelah itu makanan masuk ke
proventikulus(lambung yang mempunyai kelenjar sekretoris yang menghasilkan HCL
dan pepsin,oleh karena itu proses pencernaan unggas di usus halus terjadi
secara enzimatis. Setelah itu makanan masuk ke ventrikulus, organ ini dilapisi
oleh epitel kolumner yang berkeratin, organ ini berperan sebagai penggerus
makanan. Bahan makanan dalam empedal digerus sampai cukup lumat untuk
dikeluarkan melalui sphincter ke dalam duodenum. Jonjot-jonjot mukosa di daerah
ini mencegah keluarnya partikel makanan yang besar dan grit. Setelah itu
makanan ke intestinum tenue yang mempunyai banyak sel piala (goblet cells) yang
berfungsi mensekresi mukus. Lipatan pada submukosa (plica
kerkringi), villi sebagai absorpsi. Setelah itu ke intestinum crassum. Ke
kolon yang mampu mengadakan gerakan peristaltik, organ ini berotot yang mampu
mengadakan gerakan antiperistalsis yang membawa kembali isinya ke dalam caeca.
Sphincter pada batas ileum- colon mencegah gerakan bahan masuk ke dalam ileum.
Kolon itu sangat pendek. Lalu ke caekum sebagai kamar vermentasi dan diproduksi
vit B. Pengisiannya dan pengosongannya diatur oleh otot-otot sphincter.
Dan yang terakhir sampai ke kloaka.
Kloaka mempunyai ruang simpan yang besar untuk urine dan faeces yaitu Coprodaeum.
Ruang yang lebih kecil (urodaeum) menerima oviduct atau
jendolan genital jantan dan ureter. Ruang ke-3 (protodaeum) yang
dekat lubang keluar, fungsinya belum diketahui. Lembaran-lembaran mukosa
membatasi ke-2 ruangan itu. Kloaka dilapisi villi pendek dan lebar serta
mempunyai lapisan otot yang berkembang dengan baik untuk mengeluarkan faeces
dan untuk retroperitalsis bahan-bahan yang masih banyak mengandung air. Oleh
karena itu di caekun dan kolon juga terjadi absorpsi air.
Pada dasarnya mekanisme proses pencernaan pada ayam diatas
dapat dispesifikkan menjadi:
1. Pencernaan secara mekanik(fisik); Pencernaan ini dilakukan oleh
kontraksi otot polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh
bebatuan (grit). Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara
umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara
secara terkurung.
2. Pencernaan secara kimiawi (enzimatik); Pencernaan secara kimia dilakukan
oleh enzim pencernaan yang dihasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim
yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim empedu
dari hati; dan (5) enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai
pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat.
Pada pencernaan secara kimiawi, tentu saja melibatkan
beberapa enzim.